Rabu, 15 April 2009

Situ Gintung dalam catatan





Jum’at pagi, tanggal 27 April 2009 lalu kita semua dikejutkan oleh musibah runtuhnya tanggul Situ Gintung yang dibangun oleh pemerintah Belanda 70 tahun yang lalu. Tak terhitung berapa banyak kerugian yang diderita dan berapa banyak orang yang harus kehilangan anggota keluarganya. Sampai saat ini, tersiar kabar masih ada sekitar 70 jiwa lagi yang masih dinyatakan hilang!!.
Benarkah musibah Situ Gintung merupakan musibah semata?!
Mengapa harus menelan begitu banyak korban?!
Terletak dipinggiran kota Jakarta, sejak dulu Situ Gintung merupakan lahan tangkapan air yang sengaja dibangun oleh Belanda untuk mengairi sawah – sawah yang berada disekitar Rempoa dan Kp. Utan. Menurut cerita Ngkong dan Bapa’ saya, pada saat beliau kecil – sekitar tahun 30’an – Situ Gintung merupakan kawasan yang terkenal sangat angker, selain cerita mistis yang beredar saat itu, areal Situ Gintung juga sangat dijaga ketat oleh Pemerintah Belanda. Karena merupakan kawasan penunjang produksi pangan, saat itu warga pribumi dilarang untuk menebang pohon atau membawa ternaknya kedalam kawasan areal tersebut. Mulai dari Situ Gintung sampai dengan Kali Pesanggrahan, kecuali hanya untuk mencari rumput. Sampai pertengahan tahun 80’an, saya pribadi masih bisa melihat tanaman kirai disekitar aliran sungai kecil – yang lebarnya saat itu kira – kira 5 meter! - dari tanggul situ Gintung menuju kali Pesanggrahan. Saat itu masih terlihat asri dan hijau, tidak ada rumah diareal tersebut. Namun betapa kagetnya ketika musibah terjadi, memakan ratusan korban jiwa, yang sebagian besar tinggal dibantaran aliran sungai – saat ini lebarnya tidak lebih 1 1/5 meter – Situ Gintung yang jelas – jelas merupakan kawasan Hijau.

Siapa yang harus disalahkan?!
Jelas ini adalah akibat dari keserakahan!!
keserakahan sebagian orang yang mempunyai kepentingan pribadi diwilayah tersebut. Hal yang aneh, dilokasi yang memang tidak diizinkan mendirikan bangunan, terdapat jaringan listrik dan telepon!!!.

Siapa yang menikmati hasilnya ?!, Siapa yang menikmati pajaknya ?!, Siapa yang menelan deritanya ?!

Bukan hanya di Situ Gintung, bila suatu hari nanti Anda berkunjung ke Ciputat, tepatnya dibelakang Kampus UIN Jakarta, disana juga terdapat sebuah Situ yang sudah tidak pantas lagi disebut Situ, namanya Situ Kuru. Airnya yang kotor dihiasi berbagai macam jenis sampah hasil buangan orang – orang tak bertanggung jawab yang menumpang tinggal disekitarnya. Tak hanya puas menghabisi lahan tersebut dengan bangunan – bangunan permanent, mereka juga menjadikan lahan tersebut menjadi tempat sampah umum!!masya Allah!!. Yang menjadi pertanyaan besar, dapat izin dari siapakah mereka melakukan hal itu semua?!. Apakah harus menunggu musibah terajadi lalu Pemda baru membenahi ?!. Dimana para penggiat Lingkungan yang sering berkoar ?!.

Mari hijaukan lingkungan kita!

Ternyata Belanda lebih peduli dengan alam kita!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar